Sudah lama ternyata blog ini tidak dibuka, tapi untung saja tidak karatan ataupun jamuran, hemm sedikit coretan dinding yang mau ku corentkan, jika ada pihak atau siapapun yg merasa maaf sebesar besarnya..
Tahun ini (2013) merupakan tahun dimana banyak pergantin kepala daerah, ada yang memang sudah habis masa menjabatya ada pula yang memang harus turun jabatan di akhir masa pemerintahanya dikarenakan adanya kasus yang menghampirinya. ya ini sih sebenarya pengalaman mengikuti beberapa kali perhitungan cepat disalah satu stasiun tv swasta di sby dan sebuah konsultan, ini pun ku tulisa atas dasar pengamatanku.
jika berbicara tentang pilkada hal apa yg ada pertama kali di kepala anda? so pasti pilkada adalah bla bla bla….dan yang pastinya adalah politik uang, uang dan uang yang ada, ya memang politik itu yang banyak dilakakan oleh para “calon”, entah berapa jumlah yang meraka keluarkan demi menjadi orang no 1 di daerahnya. tak terbantahkan memang politik uang dari dalu sampai sekarang masih sangat manjur di terapakn demi meraup suara sebanyak banyaknya pada kantong kantong suara.
Sudah menjadi suatu budaya mungkin lebih tepatnya, kok bisa? coba saja jika anda ke desa-desa dan tanya kepada orang didesa, Bapak/ibu anda memilih siapa untuk dijadikan orang no 1 di kota ini? yang pasti jawabanya adalah ya yang ngasih amplop paling banyak mas, ibarat kata ” Ada uang abang ku sayang tak ada uang Abang ku tendang”, pernah sekali ikut perhitugan cepat di salah satu daerah dijawa tengah. si calon bupati (A), kami (B) dan pihak pendukung (C).
A: Loh kok bisa kalah ya mas padahal hasil survei kita yang kemaren kita bisa memenangkan pilkada ini?
B: iya pak banyak masa kita yg direbut, dengar-dengar ada serangan fajar, baca (bagi-bagi uang sebelum pemilihan).
C: Saya sudah bialng kemaren kalau tidak punya uang tidak usah nyalon, dan coba kita kmaren kayak dia (calon yg menang) pastinya kita sudah menang.
itu segelintir kisah yg ada disekitar kita mau tak mau dan harus mau adalah minum pilpahit demi merelakan kalah.
ya itulah yang memang terjadi pada calon pemimpin daerah kita, teringat kata-kata seorang teman, ” pantas saja kalau mereka melakukan hal yang begitu, kan mereka itu produk orba” jika produk orba begitu bagaimana nanti produk milenium ya? semoga saja lebih baik.